Mengenal Lebih Dekat Tentang Sampah Organik dan Pengendaliannya
ENDRA JUNI HARJA
SMA
NEGERI PINTAR
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai mahluk hidup pasti pernah bahkanhampir setiap
hari menemukan sampah yang ada di sekitar lingkungan kitakhususnya di lingkungan rumah,
sampah adalah semua barang yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,perdagangan,
industri dan kegiatan pertanian. Sampah yangberasal
dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbahmunicipal yang tidak berbahaya (non
hazardous).
Sampah
merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia.Tidak hanya di
Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu
menjadi masalah.Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia
menghasilkan puluhan ton sampah.Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk
khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan
tanpa diapa-apakan lagi.Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan
terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah
yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain
baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat.Dan juga dapat
mendatangkan wabah penyakit.Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan,
tetapi ada sisi manfaatnya.Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana
bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang
bermanfaat.Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
1.2 Rumusan
Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian sampah organic ?
2.
Apakah jenis-jenis dari sampah ?
3.
Bagaimana prinsip pengolahan sampah ?
4.
Bagaimanakah cara pengolahan sampah ?
5.
Apa kelebihan dari pengolahan sampah organic ?
6.
Apa kekurangan dari pengolahan sampah organic ?
1.3 Tujuan
Penyusunan Makalah
1.
Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
2.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
3.
Untuk mengetahui cara mengolah sampah
4.
Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah dan Jenis
Sampah
Sejumlah
literatur mendefinisikan sampah sebagai semua jenis limbah berbentuk padat yang
berasal dari kegiatan manusia dan hewan, dan dibuang karena tidak bermanfaat
atau tidak diinginkan lagi kehadirannya (Tchobanoglous,et al., 1993 dalam
Kementerian Pekerjaan Umum, 2011). Dalam PP No. 18/1999dan PP No. 85/1999
tentang pengelolaan limbah berbahaya dan beracun, secara umum limbah
didefinisikan sebagai bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses produksi
(Kementerian Pekerjaan Umum, 2011). Menurut Pusat PenelitianPengembangan
Permukiman (Puskim) (2001), sampah merupakan suatu bahan buangan yang bersifat
padat, cair, maupun gas yang sudah tidak memenuhi persyaratan, tidak dikehendaki,
dan merupakan hasil sampingan dari kehidupan sehari-hari. Definisi sampah
terlihat lebih sederhana seperti yang tertuang dalam UU Nomor 18 tahun 2008
yang menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses yang berbentuk padat.
Selanjutnya, Hadiwiyoto (1983)
mengungkapkan ciri-ciri dari sampah adalah:
(1)
merupakan bahan sisa, baik bahan-bahan
yang sudah tidak digunakan lagi (barang
bekas) maupun bahan yang sudah tidak diambil bagian utamanya;
(2) merupakan bahan yang sudah tidak ada harganya;
(3)
bahan buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan
gangguan pada kelestarian lingkungan.
Sampah dapat
digolongkan kedalam beberapa kategori, menurut jenis sampah dibagi menjadi:
sampah organik seperti daun dan lain-lain, sampah plastik, sampah kertas dan
kelompok logam serta kayu (Soekarman, 1983). Sedangkan, menurut Syahrul dan
Ollich (1985) sampah dapat digolongkan kedalam beberapa kategori, diantaranya
berdasarkan sumbernya, yaitu : (1) sampah hasil aktifitas rumah tangga termasuk
dari asrama, rumah sakit, hotel dan kantor; (2) sampah hasil kegiatan industri
dan pabrik; (3) sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, kehutanan,
perikanan, dan peternakan yang sering juga disebut sebagai limbah pertanian;
(4) sampah hasil kegiatan perdagangan, misalnya pasar dan pertokoan; (5) sampah
dari hasil kegiatan pembangunan; dan (6) sampah dari sekitar jalan raya. Selanjutnya
kategorisasi lain yang ditetapkan oleh WHO membagi sampah berdasarkan sumber penghasilan,
yaitu : (1) sampah rumah tangga (domestic wastes); (2) sampah pasar (commercial
wastes); (3) sampah binatang dan pertanian (agricultural and animal wastes);
dan (4) sampah pertambangan (mining wastes) (WHO, 1971 dalam Syahrul dan
Ollich, 1985).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sampah Organik
Sebelum
kita mengetahui apa itu sampah organik perlu kita ketahui apa itu sampah.Menurut
Soewedo (1983) menyatakan bahwa”sampah adalah bagian dari sesuatuyang tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yangumumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatanindustri), tetapi bukan yang
biologis”.Jadi,dapat kita ketahui bahwa sampah itu adalah sesuatu yang tidak
terpakai dan seharusnya kita buang ketempat yang semestinya.
Sampah
Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat,
maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok
kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di
suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa
optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik.Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah, dan daun.
Kompos
merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami,
alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar
sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.Sampah yang
berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri
dari sampah organik dan sisanya anorganik.
2.2 Jenis-Jenis
Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
ü Sampah organik basah.
ü Istilah sampah organik basah
dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya
kulit buah dan sisa sayuran.
ü Sampah organik kering.
ü Sementara bahan yang termasuk sampah
organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh
sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan
dedaunan kering.
2.4 Prinsip
Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
ü Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
ü Sebisa mungkin meminimalisasi barang
atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
ü Menggunakan kembali (bahasa Inggris:
reuse)
ü Sebisa mungkin pilihlah
barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang
sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
ü Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
ü Sebisa mungkin, barang-barang yang
sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang,
tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal)
dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
ü Mengganti (bahasa Inggris: replace)
ü Teliti barang yang kita pakai
sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama.
2.5 Pengolahan
Sampah
Alternatif
Pengelolaan Sampah
Untuk
menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan.Landfill bukan merupakan alternatif yang
sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.
Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali
ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan
sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan
bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,
minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah
yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau
didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut.
Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan
sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin
masih bisa dimanfaatkan lagi.Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/
mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat
menghancurkan kegunaan dari keduanya.Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan
alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang
tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai
dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program
sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak
mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di
negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program
yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan
kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya.Khususnya sektor informal
(tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem
penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus
menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara
berkembang.Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah
berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu
mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000
orang.
Secara
umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah
organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan
sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos
(pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan
nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah.Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang
masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci
ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah
menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan
lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui
proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara
yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan
bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi
hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah
kompos (compost).
Setiap
bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses
dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting
yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya,
semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti
tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui
proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara
yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan
bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi
hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah
kompos (compost).
Pengomposan
didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai
agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan
humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos.Kompos biasanya dimanfaatkan
sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan
pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu.Berbagai
sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000
tahun sebelum Nabi Musa.Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan
kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup
pesat.
Namun
demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan
pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan
kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat
digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu:
ü Mengurangi kepekatan dan kepadatan
tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan
hara.
ü Meningkatkan kemampuan tanah dalam
mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah
terjadinya kekeringan pada tanah.
ü Menahan erosi tanah sehingga
mengurangi pencucian hara.
ü Menciptakan kondisi yang sesuai
untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang
sangat berguna bagi kesuburan tanah.
2.6 Kelebihan
Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan
sampah rumah tangga.
ü Mampu menyediakan pupuk organik yang
murah dan ramah lingkungan.
ü Mengurangi tumpukan sampah organik
yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
ü Membantu pengelolaan sampah secara
dini dan cepat.
ü Menghemat biaya pengangkutan sampah
ke tempat pembuangan akhir (TPA).
ü Mengurangi kebutuhan lahan tempat
pembuangan sampah akhir (TPA).
ü Menyelamatkan lingkungan dari
kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta
penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
2.7 Kekurangan Mengolah Sampah
Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan
sebagai penyubur tanah.Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif
lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala
besar.Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian
diperlukan pupuk buatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi.Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
3.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan
sampah.Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan
yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
DAFTAR
PUSTAKA
Putra,aldi.2012.Pengertian Sampah Organic dan Nonorganic,(online)
(http://aldyputra.net/2012/01/pengertian-sampah-organik-dan-non-organik/, diakses 25 Januari 2012)
Soeswardi.2008.Sampah dan Pengendaliannya.Jakarta:PT
Armas Duta Raya
Undang-Undang No. 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah.Jakarta:PT Armas
Duta Raya
PP
No. 18/1999dan PP No. 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Jakarta:PT Armas Duta Raya
Hadiwiyoto.1983.Ciri-Ciri Sampah.Jakarta.Angkasa
Soekarman.1983. Penggolongan Sampah.Yogyakarta:Kanisius
Syahrul dkk.1985.Penggolongan Sampah.Ende-Flores:Nusa
Indah.
0 comments:
Post a Comment